Tanaman
aren (Arenga pinnata) merupakan
sumber daya alam yang memiliki banyak manfaat. Salah satu produk yang
dihasilkan adalah pati atau tepung aren. Tepung aren sendiri dapat diolah
menjadi bahan makanan seperti soun, cendol, bakmi, dan lain-lain. Pembuatan
tepung aren dilakukan melalui beberapa tahap. Mulai dari pemecahan potongan
batang, penyaringan, pengeringan, dan tahap yang terakhir adalah penggilingan
dan pengayakan sehingga didapatkan tepung aren.
Pohon aren telah dimanfaatkan secara
tradisional oleh masyarakat diberbagai tempat diantaranya digunakan sebagai
bahan baku pembuatan gula, serat kertas, bahan makanan berupa sayuran hingga
bahan campuran pembuatan madu. Untuk pembuatan gula aren, sari aren dimasak di
wajan besar dalam beberapa waktu yang cukup lama. Kemudian minyak ditambahkan
pada sari aren yang sedang dimasak untuk menghindari kekosongan. Campuran sari aren
terus diaduk hingga campuran berwarna merah gelap dan mengeras. Setelah itu
campuran dituangkan dalam cetakan dan dibiarkan mendingin untuk proses
pengkristalan. Di berbagai tempat, pohon aren juga dimanfaatkan untuk
menghasilkan pati atau tepung aren. Industri tepung aren merupakan salah satu
kegiatan ekonomi yang mengolah batang aren menjadi barang setengah jadi yaitu
tepung aren, yang pada nantinya memiliki nilai jual yang lebih tinggi sesuai
peruntukannya.
Industri tepung aren telah terdapat di berbagai
wilayah di Indonesia, misalnya di Dukuh Bendo, Desa Daleman, Kecamatan Tulung
Agung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Industri tepung aren di wilayah ini masih
dikelola oleh swadaya masyarakat setempat, sehingga terlihat pengolahan limbah
industri dari produksi pati atau tepung aren ini masih belum dikelola dengan
baik. Produksi pati atau tepung aren ini menghaslkan limbah padat dan limbah
cair yang merupakan hasil sampingan pada tahap pematuran atau pelepasan pati
dari serat dan pengendapan tepung aren. Lindi dari limbah padat ini mulai
terasa mencemari badan air dan sistem irigasi di daerah tersebut.
Air
tanah dapat tercemar oleh limbah yang dihasilkan dan dapat menyebabkan penyakit
untuk masyarakat yang tinggal di eilayah sekitar tempat industri. Dampak yang dirasakan penduduk berupa
timbulnya gangguan kulit setelah menggunakan sumber air yang sudah tercemar
oleh lindi ampas aren. Selain itu dampak yang terjadi adalah matinya ikan-ikan
pada kolam ikan milik penduduk. Kadar air tanah juga dapat berkurang karena
dipakai dalam proses industri itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari
terjadinya subsidence yang terjadi di
sepanjang ruas jalan atau bangunan disekitar wilayah tersebut. Dampak yang
paling parah dirasakan secara langsung adalah bau menyengat, khususnya setelah
ampas terbasahi oleh air hujan. Bau tersebut cukup menghambat aktifitas sosial
dan masyarakat di lingkungan sekitar.
Limbah industri tepung aren harus
ditanggulangi untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan. Dampak secara tidak
langsung adalah penurunan interaksi sosial dalam masyarakat. Oleh karena itu
pada proyek ini akan dilakukan pemanfaatan limbah padat industri tepung aren
sebagai sumber karbon untuk produksi bioethanol. Proyek ini memiliki kegunaan
berupa alternatif pemanfaatan limbah industri pati atau tepung aren untuk
mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah industri
pati atau tepung aren tersebut. Manfaat lain adalah masyarakat dapat
berinteraksi sosial kembali secara sehat, dan menanamkan dalam diri mereka
untuk sadar akan menjaga kesehaan lingkungan sehingga tidak ada masyarakat yang
memilih untuk apatis dan tidak peduli terhadap lingkungan sekitar. Selain itu,
produk yang dihasilkan yaitu bioethanol diharapkan mampu menjadi sumber energi
ramah lingkungan yang bermanfaat.
Pada industri tepung aren,
berdasarkan pemeriksaan terhadap kandungan limbah padat yang dihasilkan bahwa
pada proses produksi utama pati aren hanya mengurangi C-organik saja, itupun
besarnya hanya 10%. Pengolahan limbah padat aren ini masih mungkin untuk
dilakukan karena masih terkandungnya zat-zat yang dapat dimanfaatkan menjadi
beberapa produk. Bioethanol sebagai sumber energi ramah lingkungan tentunya
memiliki banyak keuntungan baik secara ekologis maupun finansial. Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (2008) mengatakan bahwa pengembangan bioethanol oleh pemerintah
sebagai alternaif premium dapat menghemat impot premium hingga 2,25 juta
kiloliter senilai US 1,35 miliyar dan impor methyl tertiary buthyl ether (MTBE)
senilai US 23,14 juta. Selain itu dapat menyerap 3,6 juta tenaga kerja terampil
setingkat SMK hingga sarjana.
Tanaman aren berpotensi untuk
menghasilkan bioethanol sebagai produk yang berdaya jual tinggi. Pohon aren
yang sudah tidak dalam masa produktif dapat dipilah dan diproses beberapa
bagiannya menjadi bioethanol karena kandungan pati pada pohon aren yang cukup
tinggi. Sehingga produktivitas pohon aren yang telah menurun dapat naik kembali
dengan alternatif pemanfaatan sebagai bahan dasar pembuatan bioethanol.
Kota yang sehat adalah
warganya dapat berinteraksi diruang publik. Pemanfaatan limbah aren sebagai
bioethanol diharapkan mampu mengatasi masalah pencemaran bau di lingkungan
tersebut sehingga masyarakat dapat kembali berinteraksi diruang publik tanpa
terganggu masalah pencemaran lingkungan.
0 komentar:
Posting Komentar